Mundur Teratur
Jangan kau tanya tentang hidupku
Karena ku punya jalan sendiri
Jangan kau tanya tentang cintaku
Karena ku punya cinta yang harus ku raih
Simpanlah energimu
Untuk bekal hidupmu
Yang sudah-sudah
Biarkan berlalu
Dan lebih baik kau mundur
Teman-teman,
ada yang menarik nih dari lagu yang ini. Sebenarnya lagu ini terinspirasi dari
sebuah puisi teman saya, Ef Suma, dan karena menarik serta sesuai dengan
kondisi lingkungan, saya rubah deh jadi lagu. Tentunya ada pemotongan dari
beberapa kata, agar sesuai dengan rima dan nadanya.
Jadi begini,
waktu saya tinggal di asrama dulu, ada yang namanya peng-kavling-an atau
privatisasi cewe. Bahasa kasarnya sih persaingan ketat menuju satu cita-cita,
yaitu pacaran sama si cewe itu. Biar gampang, istilahnya adalah rebutan cewe.
Alasannya sih untuk pendampingan, tapi tetap saja yang namanya cinta tidak
pernah mengenal warna. Anehnya lagi, pesertanya itu antar teman sendiri dan
yang membuat saya adalah menjunjung tinggi sportifitas dalam memperebutkan
seorang wanita. Ritual ngopi bareng tetap dilakukan tanpa ada tindak
kekerasan, yang ada hanya canda tawa disertai dengan strategi defensive dan
counter attack atau attacking untuk melestarikan budaya ceng-cengan
(caci-maki).
Cara-cara
yang dilakukan untuk mendapatkan wanita tersebut ada tiga yaitu, pertama adalah
musyawarah untuk mufakat. Kedua, apabila dalam musyawarah tidak mencapai
mufakat, maka dilakukan lobiying. Dan ketiga, apabila lobiying tidak
mendapatkan hasil, maka dilakukan voting secara terbuka ataupun tertutup. Loh,
kenapa bisa begitu? Macam sidang aja. Memang seperti itu, berikut tafsirannya:
Pertama,
mereka mulai melakukan pendekatan masing-masing tanpa diketahui oleh peserta
lain. Ketika peserta lain sudah mengetahui, secara tidak langsung peserta ke
dua akan menunjukkan bahwa yang mengejar target bukan cuma peserta pertama.
Setelah itu peserta satu sama lain akan membicarakan tentang perasaan mereka
untuk target dan mulai melakukan perjanjian atau pembagian jadwal secara tidak
langsung melalui ritual ngopi dan ceng-cengan dengan tujuan utama adalah sebuah
harapan salah satu diantara mereka akan mengundurkan diri secara teratur.
Kedua,
apabila harapan agar peserta lain mundur teratur tidak tercapai, mereka akan persaingan
secara terbuka, yaitu dengan menggunakan bahasa tersurat dalam melakukan
pembagian jadwal. Contohnya seperti ini. Ketika peserta pertama mencari peserta
kedua untuk kepentingan sehari-hari seperti mengajak ngopi bareng, peserta
kedua akan menjawab sedang jalan dengan target atau sedang berada di tempat
kosan target.
Ketiga, ini
yang ditunggu-tunggu, yaitu siapa cepat dia dapat, yang nembak lebih dulu dia
yang menang, malu bertanya sesat di hati, dan masih banyak peribahasa lainnya.
Ahahah, ini
hanya teori persamaan untuk kesenangan saja, bukan untuk diterapkan dalam tugas
kuliah…
No comments:
Post a Comment
Ku tunggu komentarmu...