Hmm…sudah lama juga ternyata saya ga posting
sesuatu. Enaknya apa ya. Hmm… lanjutin nulis lagu aja deh. Tapi nanti takut ada
yang bosen. Biarin ah, yang penting asik. Jalani aja, nanti juga akan ketemu
sesuatu yang tepat. Lho, koq malah ngawur. Udah ah, daripada ngelantur abis
subuh, mendingan mencari sesuatu yang produktif.
Ada satu lagu yang perlu saya kenalin sama sobat
nih, judulnya Garis Cinta. Lagu ini
adalah karya ke empat yang kira-kira saya buat bulan Agustus 2010. Mau tau
isinya…??? Kita simak bersama-sama liriknya.
Garis
Cinta
Tak
pernah aku bayangkan
Semua
ini kan berujung duka
Tak
pernah aku inginkan
Semua
hal yang tak berakhir indah
Bagimu
ini hanya sementara
Bagiku
ini akan selamanya
Ku
coba untuk melawan
Pahit
yang selalu datang menghadang
Ku
coba untuk bertahan
Hadapi
semua yang ku rasakan
Bagimu
ini hanya sementara
Bagiku
ini akan selamanya
Oh
Tuhanku
Beri
aku kekuatan
Untuk
dapat melawan
Pahit
yang aku rasakan
Oh
kasihku
Beri
aku waktu
Untuk
dapat mengulang
Kisah
yang tlah kau lupakan
Kebon
Dalem
Agustus
2010
Hmm… kira-kira lagu ini tentang apa yah, saya lupa,
hehehe…
Jadi begini, dalam lirik di atas disebutkan bahwa
ada seorang anak manusia yang selalu bermimpi indah namun pada akhirnya mimpi
itu sirna begitu saja. Kesetiaan yang telah diberikan ternyata tidak
menghasilkan apa-apa, akan tetapi dia tetap berusaha untuk tegar dan memohon
kepada Tuhan agar mimpi-mimpi itu akan terwujud dikemudian hari. Ketegaran seseorang
dapat terlihat dari perilakunya yang kadang ingin menghindari konflik namun
mencoba untuk ditutup-tutupi dan hasilnya adalah ketidakseimbangan dalam
pengalaman spiritual dan sosialnya, seperti mencoba untuk tersenyum namun
senyumannya itu terasa hampa dan hanya mengganggu yang terkesan tidak lepas.
Dalam membuat
lagu ini saya sedikit bingung pada kalimat Bagimu
ini hanya sementara, Bagiku ini akan selamanya, karena berdasarkan tujuan
terdapat unsur untuk meledek kekasihnya tersebut. Pada bait pertama bercerita
bahwa subjek beranggapan bahwa segala sesuatu yang menyakitkan itu baginya akan
sulit dan lama untuk dihilangkan, kira-kira perlu waktu dua sampai tiga tahun. Dan
bagi objek, hal tersebut hanyalah bersifat sementara, karena ternyata dibalik
semua itu ada seseorang yang sudah dekat dan menanti objek untuk menjalin kisah
asmara. Pada bait selanjutnya pun demikian. Akan tetapi pada akhirnya subjek
tetap berusaha agar kekasihnya tidak jatuh pada saingannya.
Ya walaupun
sedikit tidak nyambung, tetapi ini adalah sebuah realitas yang sedang dihadapi
oleh penulis ketika itu.
Nah, kalo yang ini pembahasan versi pertama dari blog yang udah rusak...
Lagu ini saya ciptakan untuk mengenang HTS (Hubungan Tanpa Status) saya yang ada di Bandung. Kami mempunyai hubungan yang sangat dekat pada awal tahun hingga pertengahan tahun 2010. Dia adalah seorang yang benar-benar spesial di hati saya karena tanpa dia, mungkin saya tidak akan pernah belajar untuk memahami apa itu cinta.
Lagu ini saya ciptakan untuk mengenang HTS (Hubungan Tanpa Status) saya yang ada di Bandung. Kami mempunyai hubungan yang sangat dekat pada awal tahun hingga pertengahan tahun 2010. Dia adalah seorang yang benar-benar spesial di hati saya karena tanpa dia, mungkin saya tidak akan pernah belajar untuk memahami apa itu cinta.
Ketika
itu pupus sudah semua impian dan harapan. Ternyata dia lebih memlih orang lain
untuk menjadi kekasihnya. Tetapi ini memang keputusan yang terbaik, daripada saya terus bertahan dalam hubungan segitiga sama sisi yang dalam hal ini seorang
wanita dengan dua orang laki-laki. Posting ini tidak akan membahas tentang hal
itu, tetapi hanya kisah tentang lagu di atas saja.
Dalam
lagu ini dikisahkan seorang laki-laki yang masih mengharapkan kedatangan
seorang wanita yang dulunya memiliki hubungan sangat erat. Dalam kalimat Bagimu
ini hanya sementara menggambarkan seorang wanita yang kuat dalam menghadapi
masalah ini, yaitu putus dengan seorang kekasih harapan hatinya. Sedangkan pada
kalimat Bagiku ini akan selamanya menggambarkan betapa rapuhnya seorang
laki-laki ketika ditinggalkan kekasih hatinya karena ternyata kekasihnya
tersebut lebih memilih untuk berpisah.
Memang
terlalu sulit untuk melupakan kenangan yang indah dalam masa-masa sulit,
apalagi untuk meleburkan semua harapan yang sudah dirangkai sedemikian rupa
secara bersama. Awalnya memang indah, namun pada akhirnya, peribahasa ada
awal pasti ada akhir telah membuktikan kekuatannya.
Dalam
membuat judul lagu, saya terlebih dahulu berkonsultasi kepada rekan kerjaku,
yaitu Ef Suma. Dia memang ahli di bidang sastra, walupun dia sendiri mengaku
masih amatiran atau sekedar hobi. Bagaimana menurut teman-teman tentang lagu
ini?
Semoga dapat menghibur
dan menambah wawasan sobat hingga sobat blogger bisa menghasilkan karya yang
lebih baik dari ini. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya…
No comments:
Post a Comment
Ku tunggu komentarmu...